Pernah gak sih ngerasa berada di kondisi dimana orang-orang sekitar gak peduli sama kamu. Apa yang kamu lakuin selalu salah di mata mereka. Dan merasa bahwa hidup kamu selama ini gak ada gunanya.
Tidak ada teman curhat. Tidak ada tempat berbagi. Tidak ada tempat untuk berkeluh kesah.
Ingin bercerita tentang semuanya kepada orang di sekitarmu, berharap solusi dan jawaban. Namun respon mereka antara mentertawakanmu, menganggap hal itu gak penting, atau hanya sekedar kepo dengan bertanya "Kenapa?" untuk memuaskan rasa ingin tahunya belaka.
Depresi.
Ya.
Tak tau arah jalan hidup.
Kemana melangkah.
Tak tau.
Hanya mengikuti angin.
Sementara orang-orang di sekitarmu hanya peduli kamu tersenyum. Tanpa peduli kenapa kau menangis.
24 Agustus 2018
4 Desember 2017
Telat Tidur
Sudah hampir 6 bulan semenjak gue pindah ke rumah gue (yang
baru mulai KPR) gue susah untuk tidur cepat. Dulu waktu di kos gue tidur paling
lambat jam 11 WITA. Sekarang gue rutin tidur jam 1 bahkan sampai jam 2 malam.
Gila. Celeng banget gue tiap hari.
Gue sudah berusaha untuk tidur lebih cepat sekitar jam 10
atau paling tidak jam 11 seperti jam tidur gue waktu di kos dulu. Tapi tidak
bisa, susah, mata berusaha memejamkan mata, mengingat-ingat ilmu rileks dari
hipnotis yang pernah gue pelajari agar tidur gue lebih cepat. Tapi hasilnya
nihil, gue tetap tidak bisa tidur hingga jam 1. Sial.
Padahal perjalanan gue dari rumah baru ini menuju ke kantor
adalah 3 kali lebih jauh dibandingkan dengan di kos dulu. Biasanya jarak antara
kos dan kantor gue dulu hanya berselang waktu 10 menit sehingga gue bisa
leha-leha dulu di kos sebelum berangkat. Sekarang perjalanan gue ke kantor
adalah 30 hingga 40 menit. Otomatis waktu leha-leha gue berkurang dong. Hiks.
Aku cedyh.
Apalagi kalo sore pas pulang kantor, kalo di kos dulu setelah
pulang kantor gue bisa rebahan dulu sambil ngemil atau nonton youtube sambil
nunggu waktu mandi. Sekarang, selain lumayan terjebak macet, pas udah sampai
rumah harus langsung mandi karena gak lama setelah itu langsung datang waktu maghrib.
Waktu santai gue berkurang drastis. Huhu.
Tapi apapun yang terjadi, seperti orang bijak bilang, kita
harus tetap bersyukur. Gue masih bersyukur macet di Banjarmasin gak separah
ibukota negara, bersyukur bisa kerja, punya penghasilan, punya rumah (walau
masih kredit), pokok’e syukur aja deh yak biar kita enak hidup.
Asoy beudh dah.
Akhir kata, semoga-teman-teman yang baca post ini lancar
buang air besarnya.
Salam.
Salam.
24 September 2016
Lika Liku Anak Kos
Oke intro yang gak
penting.
Gue memulai
menjadi anak kos semenjak gue diterima bekerja di sebuah perusahaan di
Banjarmasin. Sebenarnya jarak Banjarmasin dan kampung halaman orang tua gue
lebih dekat dari tempat kuliah gue dulu di Banjarbaru. Kalo waktu kuliah dulu
bisa mencapaoi 2 jam perjalanan naik motor, sekarang hanya sekitar 1 jam
perjalanan saja. Yaa lebih deket separo perjalanan gitu lah.
Tapi tetep aja
gempor kalo bolak balik gue tiap hari 1 jam naik motor. Bisa berubah posisi
tulang belakang gue dari pinggang ke pantat.
Karena itulah gue
memutuskan untuk mengkos saja demi kemaslahatan posisi-posisi tulang belakang
gue. Dan karena lebih deket dengan kampung halaman, gue bisa pulang tiap minggu
atau 2-3 kali sebulan.
Yang namanya anak
kos itu harus bisa survival. Terutama hal yang paling utama adalah survival
dalam soal finansial.
18 September 2016
Move On (?)
Kegagalan dalam sebuah hubungan menurut gue merupakan sesuatu yang wajar. Yang gak wajar adalah kita masih meratapi dan mengingat-ingat kenangan maupun orang yang berkaitan dengan hubungan yang telah kandas tersebut.
Move On adalah kata populer anak muda jaman kekinian, yang berarti 'bergerak' dari hati yang lama dan bersedia atau siap untuk menerima hati yang baru.
Well, menurut gue sah-sah saja sih untuk mengingat-ingat kenangan bersama seseorang di masa lalu. Namun tentu saja harus memenuhi syarat-syaratnya. Begini opini gue :
17 September 2016
Cara Gue Mengatasi Stress
Yang namanya kehidupan, sudah pasti ada yang namanya stress. Kecuali orang gila aja yang gak pernah stress.
Btw orang gila penyebab dia jadi gila awalnya kan biasanya karena stress yak. Jadi orang gila itu sebenarnya dia stress atau nggak sih. Kalo dibilang dia stress, dia seperti gak ada beban hidup atau lagi terkena stress. Tapi kalo dibilang nggak stress, dia kan awalnya jadi gila karena stress.
Lah ini kenapa malah ngomongin orang gila. Okeskip.
Jadi di postingan ini gue akan share kepada kamu-kamu pembaca setia martabakrebus (elah) bagaimana cara gue mengatasi stress sehari-hari. Sekalian sebagai reminder buat diri gue sendiri kalo gue nanti mengalami stress.
Gue akan urutkan mulai dari yang menurut gue paling ampuh dan paling sering gue lakuin hingga ke yang sedikit aneh namun pernah gue lakuin. Oke so lescekidot.!!
- TARIK/HEMBUSKAN NAFAS DALAM-DALAM
Cara ini adalah cara paling simpel dan mudah dilakukan. Setiap manusia (yang hidup) pasti bernafas bukan. Nah sebenarnya dibalik nafas kita yang kita lakukan seumur hidup kita itu, jika kita bisa 'memainkan' nafas kita, akan ada kekuatan dan manfaat tersendiri. Salah satunya untuk mengatasi stress ini.
Caranya adalah pertama-tama ambil posisi duduk, atau berbaring, atau posisikan tubuh rileks serileks mungkin. Lemaskan semua otot mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Kemudian pejamkan mata.
Pelahan, tarik nafas dari hidung. Tarik perlahan dan sedalam-dalamnya sampe mentok (?). Nikmati prosesnya.
Jika sudah mentok, tahan sebentar nafas di dada, sekitar 2-3 detik.Kemudian perlahan-lahan hembuskan lewat mulut. Nikmati prosesnya. - MINUM AIR PUTIH DINGIN
Cara ini biasa gue lakukan kalo kepala gue panas karena kebanyakan mikir dan mengakibatkan stress. Cara ini terbukti buat gue 'mendinginkan' otak yang terus-terusan bekerja dan membuat rileks.
Langganan:
Postingan (Atom)