3 Juni 2011

Home » , » The Magic of Ikhlas (my True Story)

The Magic of Ikhlas (my True Story)

Gambar dicari dari Google
*Dengan judul yang belepotan bahasa Inggrisnya diharapkan bisa menarik minat pembaca.
#penulisGajeJujur

Yosh! Tugas PBO gue udah selesai, baik yang individu maupun yang kelompok. Jadi gue bisa nulis lagi. #eaaa
Karena gue lagi gak ada inspirasi buat ngebikin tulisan atau cerita gaje, maka gue mau sedikit share cerita nyata gue yang mudah-mudahan bisa memberikan sedikit inspirasi dan motivasi bagi kawan pembaca sekalian.

Sebenarnya kejadian nya udah lama sih, sekitar awal-awal semester 2 kemarin. But, ending cerita gue ini yang bikin gue sendiri takjub sama keajaibannya. #okeIniMulaiGakJelas

Oke, this the story begin (lagi-lagi bahasa Inggris belepotan) :
Eh bentar, nyetel radio dulu.
*cari channel
*channel 1, gak seru, ganti
*channel 2,
*Hmm, lagunya enak. Oke, lanjut nulis.

==========
Berawal dari saat kuliah. Dimana saat itu adalah masa-masa paceklik ala mahasiswa (baca: akhir bulan, Red). Dimana masa-masa ini begitu mencekam dan mencekik perlahan leher-leher mahasiswa yang telah berubah menjadi miekers (pemakan mie instant).

Gue masih ingat saat itu uang gue di dompet tinggal 20ribu yang terdiri dari 2 lembar 10 ribuan. Kondisi kas mie instant masih ada 2 bungkus. Dan uang gue di ATM gak bisa diambil karena di bawah saldo minimum.
Niatnya 10 ribu buat biaya pulang besok buat beli bensin, dan 10 ribu buat biaya makan hari ini.

Tapi, malang tak dapat di tolak, untung telah berubah menjadi artis Ari Untung.
Pagi itu, di awal hari dimana uang gue sisa 20 ribu itu. Kejadian sial menimpa gue.

Uang gue yang 1 lembar 10 ribu HILANG!!!
Yang tersisa hanya 10 ribu di dompet doang!!!!

Gue shock.
Artinya kalau begini, gue cuman punya dua pilihan :
1. Gue gak makan hari ini, dan bisa pulang kampung besok, atau
2. Gue makan hari ini, dan gak bisa pulang kampung besok, dan bakal gak makan seterus-terusnya.

Karena gue pantang yang namanya ngutang duit (kecuali kepepet), dengan penuh pemikiran dan pertimbangan, akhirnya gue memilih opsi nomor 1.


Kembali gue ingat-ingat, kenapa uang gue bisa
ilang begitu aja. Padahal gue bener-bener yakin kalo masih ada 2 lembar uang 10 ribuan. 1 di dompet gue, dan 1 di kantong celana gue.

Aha, kantong celana.
Gue mulai flashback malam tadi gue kemana aja dengan saku celana gue.
Hmm,,
Gue ke WC, buka celana. Eh bukan,,
Gue naik motor, keliling kota Banjarbaru (nyari hiburan, sumpek di rumah),, hmm..

AHA!! Gue ingat.
Di tengah jalan gue buka hape, dan hape gue itu berada di saku celana gue, dan di saku celana gue itulah uang gue berada!!
Jadi, asumsi gue : Uang gue tercecer saat gue buka hape sambil naik motor.

Pesan Moral : Jangan buka hape saat naik motor, apalagi kalo ngebukanya pake obeng, sangat tidak dianjurkan!!

Perasaan menyesal, bingung, panik, dan galau menjadi satu. Memberikan sebuah kombinasi "tidak enak" yang luar biasa. Kalo kata Pak Bondan, "Maknyooooosss!!"

Beruntung sisa mie Indomie masih ada 2 bungkus, dan nasi di pemanas masih ada kira2 buat 2 kali makan.
So,, menu gue hari ini adalah Indomie+nasi putih, = 2 kali saja.

Bakalan tambah kurus nih gue (=_=").

Apa bisa dikata. Gue hanya bisa mengikhlaskan tu duit.
Dan walaupun gue juga butuh banget tu duit, tetapi gue berharap kalo yang ngedapat tu duit adalah orang yang lebih membutuhkan dari gue.
Misalnya pengemis yang mengemis karena pengen operasi pelastik agar mukanya mirip Anjasmara.

Atau uang itu ditemukan oleh secrang cewek yang cantik yang memiliki ilmu untuk bisa mengetahui pemilik asli uang itu, kemudian dia menyerahkan uang itu ke pemilik aslinya (yaitu gue) dan karena melihat muka gue yang ganteng akhirnya kami saling jatuh cinta dan kemudian kami membeli rumah mewah di kawasan sekitar kota Banjarmasin karena ternyata cewek tersebut orang kaya raya, akhirnya gue bahagia selama-lamanya bersama anak cucu kami hingga akhir hayat.

*oke, gue mulai menghayal karena lapar

Intinya. Gue ikhlas sama tu duit. Gue berkata dari hati gue yang paling dalam
"Mungkin tu duit bukan rejeki lu Hud"
Gue pun bisa sedikit tenang.
"Ya udah ikhlasin aja"
Gue tersenyum.
"Tapi seandainya masih ada duit itu pasti lu udah bisa makan nasi goreng enak sekarang".
*Gue tendang isi hati gue. #koplak

Ikhlas gue udah bulat. Gue bertekad gak lagi mikirin tu duit. Yang gue pikirin sekarang adalah bagaimana menikmati senikmat mungkin indomie+nasi putih yang bakal gue makan ini.

Beruntung sisa mie Indomie masih ada 2 bungkus, dan nasi di pemanas masih ada kira2 buat 2 kali makan.
So, hari ini gue harus bisa atur strategi gimana caranya bisa makan 2 kali hari ini dan seefektif mungkin.
Gue pun mengatur waktu,
Jam 11 makan (tanpa sarapan), dan jam 6 sore sebelum magrib makan, dan jam 9 tidur supaya lapar tidak terlalu berasa.

Strategi gue sukses. Gue bisa melewati hari itu.
Bangun pagi badan gue lemes.

Namun dengan semangat tekad yang bulat lonjong, gue bergegas untuk pulang kampung.
Pagi buta, gue berangkat.
Agak siangan, sisa bensin gue mulai habis, gue beli bensin dengan sisa uang gue satu-satunya, 10 ribu.

Alhamdulillah, gue pulang sampai dengan selamat.
====================

Gue makan, dan istirahat sebentar.
Alhamdulillah saat itu udah tanggal 1, saatnya yang paling ditunggu-tunggu. Uang gajian bulanan. Hehe..

Uang bulanan pun diserahkan bokap gue buat biaya bertahan hidup selama sebulan di perantauan untuk kuliah.

Hitung-hitung, ternyata uang yang dikasih bokap kelebihan 100rb. Gue pun langsung manggil bokap gue.
"Pak, ini uangnya lebihan 100ribu" kata gue.
"Oh itu, anggap aja itu bonus." kata bokap gue sambil tersenyum.
"Eh, bonus apa?" gue heran.
"Yaah, ambil aja"

YES! Gue langsung bersorak kegirangan. Tumben-tumbenan bokap gue ngasih bonus. 100 ribu lagi. Hoho,, senangnya hatiku tiada terkira.

Gue langsung teringat, mungkin inilah balasan atas gue yang merelakan uang gue yang 10 ribu dan rela bersabar. Alhasil uang gue ternyata diganti 10 kali lipat. Hoho.. senangnya hatiku.

====================================
Kesimpulan :
Apapun yang terjadi di hidup ini, hadapilah dengan sabar dan ikhlas. Jika dihadapi dengan sabar dan ikhlas, pasti Tuhan akan mengganti dengan balasan yang lebih baik dan berkali-kali lipat baiknya.

PS : Ujian kapan sih?

3 komentar:

Inunk sang Pemimpi mengatakan...

ngerinya nih,, pemaksaan mengoment !!! hhuhu

tapi walau begitu saya tetap harus berterimakasih, atas ilmu yang didapat dari tulisan ka huda. Ilmu SABAR Dan IKHLAS.. :)

@botol_kecapS mengatakan...

@Inunk
WKwkwk,,, harus komen dulu mun ke sini,, :P

Yup sama-sama.
Makasih udah berkunjung.. ^^

RizqanConan mengatakan...

ahaha...itu DL daa......Dezeki loooeh,,,#makssaa