Tampilkan postingan dengan label Cerpen Gue. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerpen Gue. Tampilkan semua postingan

27 Januari 2015

Part 1 - Introducing


Iseng-iseng di sela waktu gue bengong di kos, gue coba menulis sedikit demi sedikit cerpen bersambung ini. Walaupun ceritanya masih belum selesai sepenuhnya, tapi yaa daripada tulisannya nganggur di draft word gue, mending gue coba publish deh siapa tau ada yang
sukamau baca. Lagipula gue udah lama gak posting di blog. Cerpen ini merupakan kombinasi dari kisah nyata, karangan, dan modifikasi dari gue sendiri yang gue buat supaya menarik. Mohon kripik dan sarang nya untuk perkembangannya. Sankyuuu ^__^


Awal 2006. Masa gue sebagai siswa baru di SMA gue saat itu. Masa jaman-jaman kepala setengah gundul karena setelah memasuki masa orientasi. Beruntung jarak sekolah dan rumah gue gak terlalu jauh. Hanya sekitar 15 menit jika ditempuh dengan berjalan kaki.
Hari itu sehari setelah masa orientasi di SMA. Gak ada yang terlalu spesial saat MOS, jadi gue skip. Kita dikumpulkan oleh panitia MOS dari OSIS untuk mendapat materi-materi yang bahkan gue udah lupa materinya tentang apa. Yang hanya gue ingat saat itu adalah sulahnya Pak Kepala Sekolah.
Acara MOS berjalan dengan lancar. Ya walaupun gue musti nanya beberapa kali ke teman di sebelah gue karena gue gak begitu paham dengan apa yang ditugaskan oleh kakak tingkat untuk dibawa besok hari. Syukurlah di sini gue punya teman yang sama-sama berasal dari satu SMP sehingga memudahkan gue untuk bekerja sama walau tidak satu kelompok.
Setelah acara MOS, kakak-kakak tingkat dari HIMA menugaskan kita untuk membuat sebuah makalah. Gue lupa tema apa saja yang ada dan gue lupa tema yang gue dapat (pelupa banget!). Yang jelas gue saat itu sudah berencana untuk membuat makalah tentang “Bisnis Online”. Yak, berbekal sedikit banyak pengetahuan dari kegiatan bisnis online yang pernah Bapak gue jalankan, gue memilih judul itu.

Saat itu gue belum banyak kenal sama orang-orang. Yang gue tau cuman Oni (nama samaran, sebagai ketua angkatan) dan Rahma. Sedangkan temen gue yang dari SMP beda kelas dengan gue. Oni sebagai ketua kelas kami dipilih oleh kakak tingkat saat orientasi. Bukan karena dia gagah atau berwibawa, tetapi karena badannya yang besar alias gemuk di atas rata-rata. Haha. Hoki banget lu Ni.
Dan Rahma. Gue dulu sempat kagum sama sosok dia. Gimana nggak, dia mampu memimpin untuk mendiskusikan tugas kelompok kami pada saat masa orientasi. Yang mana saat itu kita semua tidak terlalu mengenal satu sama lain. Dia yang angkat bicara di tengah-tengah kami yang masih awkward satu sama lain. Keren!
Kembali ke situasi ruangan saat penyambutan siswa baru. Saat itu gue mencoba untuk melihat sekeliling. Mencoba mengenali wajah-wajah mahasiswa yang bakal menjadi teman sekelas gue. Saat itu kita terpisah antara cowok dan cewek per kelasnya. Cowok berada di bagian kiri sedangkan cewek berada di bagian kanan ruangan. Tidak, ini sama sekali tidak disuruh. Kita secara alami mengambil tempat duduk terpisah antara cowok dan cewek. Entahlah.


Di bagian cowok, tidak ada yang terlalu menarik perhatian gue. Karena semuanya mainstream, kepala setengah plontos sehingga yang membedakan mereka cuman ada 2 faktor, yaitu yang pakai kacamata dan yang banyak jerawatnya. Sisanya bagi gue semua orang hampir mirip.
Gue menengok ke arah cewek. Satu sosok yang menarik perhatian gue di antara barisan duduk mereka. Seorang gadis berkacamata. Mengenakan pakain yang berwarna cerah. Rambutnya teruntai pendek sebahu. Cukup manis menurut gue.
Gue emang tipe orang yang mudah tertarik dengan lawan jenis. Apalagi saat itu gue mencoba untuk mendapatkan motivasi supaya bisa lebih semangat sekolah. Yaa paling nggak mungkin dia bisa jadi salah satu tambahan motivasi gue supaya gak malas ke ngerjain PR. Haha. Dasar playboy gagal.


Sepulangnya dari acara hari pertama di kelas (nyusun-nyusun bangku), gue pulang ke rumah gue. Lepas baju, pakai baju santai. Gue nyalakan tv sambil memegang dan memencet remote tv untuk mencari channel dengan acara yang menarik, gue duduk bersandar di dinding di atas kasur tipis gue.

Tiba-tiba gue teringat dengan kegiatan penyambutan siswa baru tadi. Atau lebih tepatnya gue teringat gadis yang menarik perhatian gue tadi. Hmm... gue belum tau nomor hp nya.
Gue teringat Rahma. Entah darimana gue dapat nomor hapenya gue lupa. Yang jelas nomor hapenya saat itu sudah ada di kontak hape nokia 5300 gue. Cuman dia kontak cewek kenalan baru di kelas yang ada di hape gue.
Awkward kalo gue nanya Rahma secara langsung nomor hape cewek berkacamata yang bahkan gue belum tau namanya siapa. Hmm, gue mikir keras.
Aha! Gue dapat ide. Kita sebagai siswa baru kan mendapat tugas makalah. Iseng-iseng gue tanya tentang tema makalahnya apa. Yaa sekalian basa basi lah. Hehe. Gue emang jenius!


Sent! SMS ke Rahma terkirim. Gue gak spesifik bertanya nomor hape gadis berkacamata itu. Yang gue tanyakan cuman begini isi SMS gue :
Rahma, ini Nugi. Tau gak nomor hp cewek yang berkacamata yg duduk dekat lo tadi? Ada yang mau gue tanyain tentang makalah.
Ringtone lagu Gigi berbunyi di hape gue. Pertanda ada SMS masuk..
Owh, si Dina yah. Ni nomornya 0857xxxxxxxx
Hmm jadi namanya Dina. Gue langsung balas SMS Rahma.
Oke Ma. Thank you

- Bersambung di part 2 -

11 Juni 2014

Cerita Surti dan Tejo


Suatu hari yang cerah di Anjir (nama daerah, bukan sumpah serapah, Red). Matahari bersinar dengan cerah, burung-burung lepas dari celana bapak-bapak sambil bersiulan, hari itu mau mendung hujan (lah katanya cerah).

Karena hari yang mendung, Tejo berencana membatalkan kencan malam mingguannya bersama Surti. Padahal mereka janjian sudah dari 2 bulan yang lalu. Maklum, Surti dan Tejo LDR. Surti berada di km.9 dan Tejo berada di km.8 anjir serapat. Walaupun rumah mereka cuman berjarak 1 km, namun mereka merasa bahwa hubungan mereka ini adalah LDR sejati. Karena menurut mereka orang LDR lebih setia kepada pasangannya. Oleh karena itu, demi mempertahankan hubungan LDR mereka, mereka tidak bertemu, hanya berhubungan setiap hari melalui SMS dan telepon. Kenapa hanya SMS dan telepon? Tidak BBM atau aplikasi chat lainnya? Karena sinyal internet di anjir sangat lemot. Kalo hari ini ngirim chat BBM, maka chat akan sampai di penerima saat dia sudah memiliki cucu.

Tejo pun mengirimkan SMS kepada Surti. Tapi karena Tejo gaptek, Tejo meminta bantuan kepada adiknya yang masih kelas 3 SD untuk mengetikkan SMS nya. Jadi Tejo ngomong dan adiknya mengetikkan pesannya di hape Tejo. Beginilah pesan Tejo :


“Surti sayang, maaf malam ini kayaknya kita gak bisa bertemu karena harinya yang mendung. Sumpah aku kangen banget sama kamu. Tapi maaf ya. Aku sayang kamu. Kamu jangan lupa buang air besar yah. Kan kamu masih sembelit. – Tejo – “

Tombol Kirim ditekan. Namun beberapa kali mencoba pesan gagal terkirim. Setelah dicek oleh adik Tejo, ternyata pulsa Tejo habis. Padahal saat itu Tejo lagi bokek. Maklum, kebun karet Tejo masih belum panen. Dan kemarin sisa uangnya dia habiskan buat mentraktir naik odong-odong adik-adiknya.

Tejo pun panik. Setelah beberapa saat mikir, Tejo boker di celana. Otaknya singkron dengan sistem pencernaanya disaat yang tidak tepat. Akhirnya dia dapat ide, yaitu meminjam hp adiknya. Dia ingat kemarin adiknya baru dapat hadiah pulsa 5000 rupiah hasil dari gosok-gosok tutup minuman ale-ale.
Dengan iming-iming ditraktir naik odong-odong lagi minggu depan, adik Tejo tergiur untuk meminjamkan hapenya. Tejo pun senang, dia langsung sujud syukur.
Pesan tadi pun dikirim melalui hape adik Tejo.

Adik Tejo kemudian bertanya nomor Surti. Tejo tidak hapal nomornya. Dia segera mengecek hapenya untuk mengetahui nomor Surti.
Namun, ternyata nama Surti tidak ada di contact list nya. Tejo bingung dan panik. Akhirnya dia boker di celana lagi.

Tejo mengingat-ingat kembali tentang Surti. Setelah beberapa lama, Tejo menyadari, bahwa sebenarnya dia tidak punya pacar. Sosok Surti hanyalah halusinasi Tejo semata karena Tejo desperate dengan status jomblonya yang sudah lama dari sejak jaman presiden Soekarno hingga sekarang.
= Tamat =

Catatan : Kesamaan nama tidak disengaja. Mohon maaf jika ada nama tokoh yang sama. #sungkem

29 Mei 2011

Cerpen Gue Part 1 : Seandainya ada Tombol RESET atau UNDO di kehidupan


Malam. Sekitar pukul 22.30 WIB. Saat dimana Hendry seharusnya beristirahat menutup mata setelah seharian menjalani perkuliahan yang melelahkan. Tapi malam itu Hendry tidak bisa tidur, dia terpikir seseorang, terpikir akan nasibnya di mata orang tersebut. Orang tersebut adalah Nina, teman satu angkatan nya  di kampus.

*-*-*

Menjadi mahasiswa semester 4 bukanlah impian sebenarnya dari Hendry. Impian tertingginya adalah menjadi seorang yang bekerja di perusahaan besar. Namun untuk mencapai impian tersebut, Hendry tau dia harus mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi terlebih dahulu.

Dan beruntunglah Hendry yang masuk di Perguruan Tinggi ini. Dia bisa bertemu Nina. Seorang gadis yang parasnya biasa-biasa saja, namun jika dilihat terus menerus terpancar manis dan kedamaian bagi yang menatap wajahnya, begitulah pikir Hendry saat melihat wajah Nina. Nina orangnya juga pintar, cerdas, dan cenderung menonjol dibandingkan dengan teman-teman wanita nya yang lain.

Yeah, Hendry memang suka dengan Nina. Sejak sekitar awal semester 4 lalu. Hendry pun tidak tahu mengapa dia bisa tiba-tiba suka dengan Nina. Yang jelas perasaan nya terhadap Nina berbeda dengan perasaan nya dengan teman wanita nya yang lain. Jika dia melihat Nina tersenyum, Hendry begitu bahagia, dan akan terus mengingat senyumannya hingga esok harinya. Senyum Nina emang manis sekali di mata Hendry.

Salah satu kelemahan dari Hendry adalah dia orangnya minder dan pemalu. Hendry tidak berani mengungkapkan atau memberanikan diri untuk mendekati Nina. Dia hanya berani mengungkapkan perasaannya lewat status facebook atau menulis di blog pribadi nya, yang entah itu dibaca oleh Nina ataupun tidak. Yang jelas Hendry hanya berani lewat tulisan belaka.

Menurut Hendry, alasannya untuk tidak mendekati Nina :
  • Hendry orangnya minder, pemalu.
  • Hendry takut Nina malu jika dia disukai oleh orang seperti Hendry. Karena dia pasti akan mendapat ejekan dari teman-teman kampusnya.
Yeah, alasan itu memang tidak bisa diterima sama sekali. Tapi disinilah Hendry, pribadi yang sulit untuk berubah.

*-*-*

Suatu hari saat ujian tengah semester.
Ujian saat itu adalah tentang File Sistem. Dosen saat itu memberikan bonus, jika bisa membuat sebuah software/program tentang salah satu materi file sistem itu, maka dibebaskan dari ujian tengah semester dan langsung mendapat nilai 85.

Karena Hendry orangnya suka algoritma dan pemrograman, maka malam sebelumnya ia sudah membuat program itu, alhasil dia dibebaskan dari ujian semester itu dan bisa pulang cepat.

Sementara Nina, karena dia tidak membuat program, jadi dia harus mengikuti ujian tengah semester ini.
Hendry pun pulang terlebih bersama teman-teman lain yang juga mengerjakan program tersebut. Sejenak tersirat keinginan Hendry untuk menunggu Nina dan pulang bersama, yeah walaupun Hendry dan Nina pulang dengan motor masing2, minimal bisa jalan bareng menuruni tangga kampus, harap Hendry.

Sebelum keluar, Hendry sempat mengucapkan sesuatu kepada Nina,

Semangat Nin ngerjain ujiannya.” sambil mengepalkan tangan kanan tanda memberi semangat.

Nina hanya tersenyum simpul.

Hendry tau ucapannya didengar oleh teman sebelah Nina, Finsa, tapi Hendry cuek saja. Dan langsung meninggalkan ruangan tersebut, pulang ke rumah.

Tak cukup sampai di situ, setelah pulang ke rumah Hendry langsung tancap colok modem untuk online di depan laptop nya. Dia langsung update status :

Semangat ya ngerjain ujian nya, terutama kepada Nina The Rainbow. Selalu semangat ya. ^^

Hendry men-tag nama facebook Nina di status itu, dan untuk menghindari kecurigaan dari teman-
temannya dia membuat privasi status itu agar hanya bisa dibaca olehnya dan Nina saja. Entah apa yang membuatnya “senekad” itu, yang jelas dia tidak berfikir apa akibat yang bakal terjadi jika Nina membaca status tersebut. Yang dia pikirkan hanya harapan bahwa Nina akan senang jika membaca statusnya tersebut dan akan mengomentari status nya itu.

Dan mimpi buruk pun datang keesokan harinya. Dari teman akrab nya Nina, Finsa, yang juga merupakan temen Hendry dan juga mengetahui bahwa Hendry menyukai Nina. Finsa menceritakan melalui chat Yahoo Messenger bahwa Nina tidak menyukai status itu, Nina tidak mengetahui bahwa status itu sudah di privasi, Nina seperti “marah” karena dia khawatir jika teman-temannya tahu bahwa Hendry menyukainya bakal menjadi gosip besar di angkatan nya.

Bagaikan disambar petir, Hendry manggut-manggut tanpa kata membaca paparan dari Finsa tersebut. Hendry hanya bisa berkata Ya, Ya, dan Maaf.

*-*-*

Hendry pun tau, bahwa Nina orangnya agak tertutup, bahkan jika Hendry nge-sms pun, Nina hanya menjawab seperlunya saja (singkat).

Sejak saat itu sikap Nina terhadap Hendry berubah. Pandangan Nina terhadap Hendry berbeda. Nina menatap Hendry seolah Hendry adalah orang asing di matanya. Dan itu sangat dirasakan oleh Hendry. Baik dari sikap dan perbuatan Nina terhadap Hendry sangat berbeda sekarang dibanding tahun-tahun lalu.
Terkadang Hendry berfikir, salahkah ia menyukai seseorang seperti Nina. Seandainya di kehidupan ini ada tombol RESET atau UNDO, berapapun bayarannya, mungkin Hendry akan berusaha membayarnya untuk mendapatkannya. Demi mendapaatkan kembali senyum Nina padanya, demi agar sikap Nina padanya kembali seperti dulu.

*bersambung*