4 November 2015

Home » » When God Is Calling You

When God Is Calling You

Manusia merupakan tempat salah dan khilaf. Iman manusia terkadang naik, terkadang turun.
Bagi yang masih disayangi-Nya, Dia punya cara tersendiri agar hamba-Nya ini kembali ke jalan yang benar.
True story by me.
*luruskan niat. Semoga tujuan postingan kali ini bukan untuk riya, namun sebagai pengingat bagi diri kita sendiri dan khususnya gue di masa depan jika membaca tulisan ini kembali.*
---


Akhir-akhir ini gue sering galau. Sering memikirkan masalah-masalah yang sebenarnya kalau dipikir-pikir tidak penting, tapi entah kenapa terus saja lengket di otak gue dan mereka berteriak seperti ingin diselesaikan segera.
Kegamangan gue ini celakanya berdampak pada kualitas ibadah gue. Bangun sholat subuh gue disaat orang mesjid udah pada bubar, sholat ashar 15 menit sebelum adzan maghrib, sholat maghrib 10 menit sebelum sholat isya, tadarus ogah-ogahan, dll.
Entah malaikat mana yang membujuk gue malam itu, gue iseng membuka koleksi buku di lemari gue. Gue melihat tumpukan buku-buku di dalamnya yang tidak tersusun dengan terlalu rapi. Beberapa masih terbungkus manis dengan plastiknya. Ya, kadang gue beli buku namun sampai sekarang masih belum sempat terbaca.
Secara random, gue mengambil salah satu buku yang masih terbungkus plastik. Buku berjudul "Open Your Heart, Follow Your Prophet" dari @TeladanRasul.

Sumber gambar : www.tamanbuku.com

Gue bolak balik bukunya. Well, benar-benar masih rapi. Gue bahkan lupa kapan buku ini gue beli.
Kemudian gue robek plastik yang membungkusnya. Tercium aroma khas buku baru.
Gue mendekati lampu meja belajar gue dan menyalakannya. Dengan posisi menyandar ke tembok gue perlahan-lahan mulai membaca lembar-demi lembar buku tersebut.
Saat itu sekitar jam 10an WITA. Biasanya jam segini gue udah bersiap untuk tidur sambil buka-buka laptop menunggu ngantuk. Suasana kos saat itu lumayan sepi, gue jadi bisa membaca dengan tenang.


Gue sempat tertegun di bagian Taubat dan bab tentang OrangTua. Karena di bagian ini adalah bagian paling menohok gue. Bagian taubat mengingatkan gue akan dosa-dosa gue, bagian orangtua mengingatkan gue akan orangtua gue di kampung halaman. Sering gue terjeda menutup buku sambil membaca istighfar beberapa kali saat membaca di bagian ini.
Gue udah mulai ngantuk, namun entah energi yang datang dari mana mengingatkan gue dan memberi tekad gue bahwa besok gue harus BERUBAH. Gue bakal 'pedekate' dengan Allah.
---
Besoknya gue bangun pagi, biasanya pas dengan adzan subuh gue males2an sambil buka hape, kemudian tidur lagi dan bangun 1 jam kemudian. Tapi kali ini berbeda, gue paksain bangun, ambil air wudhu, dan sholat. (di kamar aja sih, dingin banget soalnya, hehe). Tapi kemudian tidur lagi. Hehe, masih ngantuk coy.
Berangkat kantor, gue sempatkan untuk sholat dhuha. (gue biasanya beralasan sakit perut jika ditanya temen kantor mau kemana. Soalnya musholla di kantor gue berdampingan dengan tempat wudhu dan toilet di lantai 2).
Sholat ashar biasanya gue lakuin saat sampai di kos pas pulang kantor karena nanggung. Namun kali ini pas adzan di hp gue berbunyi, gue usahakan maksimal 10 menit kemudian gue udah di musholla.
Maghrib, suasana yang pas dan enak buat ke mesjid. Gue beberapa kali usahakan agar sempat ke mesjid, jika tidak sempat gue usahakan sholat awal waktu. Dan ditambah tadarus 2-4 halaman gue baca Al-Qur'an yang sering berdebu karena jarang disentuh.
---


Beberapa hari kemudian, entah kenapa secara ajaib kegalauan gue hilang. Gue ngerasa dekat banget dengan-Nya. Mungkin karena perasaan dekat inilah gue ngerasa masalah apapun gak bakal bisa bikin gue galau lagi. Wong gue punya Yang Maha Segalanya. Masalah apapun pasti beres. Pikir gue.
Sekitar 10 hari gue usahakan konsisten menjalani hal tersebut, terjadi sebuah kejadian yang gue tulis di post sebelumnya (Ahaha, pake password :P). Intinya di kejadian tersebut gue bener-bener seperti "dibukakan" kenyataan, face the reality. Dan sempat membuat gue down.
Tapi gue coba merenung sebentar, mencoba mengobrol dengan seseorang yang juga sedang mengalami masa-masa sulit. Yang sedang sama-sama 'menderita' mental.
Kesimpulan yang gue dapat adalah :

Allah sedang memanggil gue. Dan saat kita dekat dengan Allah, Dia bakal memberikan jalan-Nya yang terbaik untuk hamba-Nya.
---


Gue yakin, saat ini gue sengaja dibikin down dan dihadapkan kenyataan yang pahit dikarenakan Dia sayang gue. Gue yang sebelumnya sering lupa pada-Nya berjalan tanpa arah tujuan, dan sekarang saat gue mencoba mendekati-Nya, Dia membimbing gue ke tujuan yang gue yakin pasti bakal jauh lebih indah.
Well, begitulah hidup. Terkadang kita hanya perlu berpikiran positif dan percaya bahwa Allah ada bersama kita. Allah sedang memanggil dan menuntun gue dengan cara-Nya yang khas. Mungkin sudah beberapa kali Allah mencoba memanggil gue dengan cara halus namun gue abaikan begitu saja, sehingga Dia pakai cara yang lebih 'berkerikil' dan sukses mendapat perhatian gue. Aaaah, this is why I love You my God. :)
Begitulah, hingga tulisan ini ditulis gue masih belum tau apa sebenarnya tujuan Dia membukakan mata gue dengan cara seperti ini, yang jelas gue yakin, dan gue bakal terus pedekate dengan Sang Maha Pencipta dan Sang Pembolak-Balik Hati.

0 komentar: